Sabtu, 23 Mei 2015

Mendikbud: Terapkan Sekolah Menyenangkan, Mulai dari Guru dan Kepala Sekolah

Makassar, Kemendikbud --- Sekolah merupakan tempat terjadinya proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengajak kepada seluruh lembaga pendidikan untuk menjadikan sekolah sebagai tempat yang menyenangkan. Hal tersebut seperti yang dituliskan oleh Bapak Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, dalam konsep yang telah dibuat untuk menjadikan sekolah sebagai taman.  
"Taman ini adalah tempat yang menyenangkan. Untuk itu, inilah yang diharapkan menjadikan sekolah sebagai tempat belajar yang menyenangkan," demikian disampaikan Mendikbud pada acara bincang-bincang bersama Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan Media Massa wilayah Sulawesi Selatan, di Kota Makassar, Sabtu (16/05/2015).  
Konsep sekolah menyenangkan ini, kata Mendikbud, dimulai dari peran guru dan kepala sekolah. Dengan begitu, konsep sekolah menyenangkan tidak boleh diasosiasikan dengan tempat pembelajaran yang mewah dan mahal. Suasana menyenangkan dapat muncul ketika seorang pendidik dapat membawakan suasana belajar yang tidak menegangkan, dan menerapkan berbagai pola pembelajaran yang menyenangkan.  
"Jika guru dan kepala sekolahnya tidak menyenangkan, jangan harap sekolah bisa menjadi tempat belajar yang menyenangkan. Untuk itu mari kita lakukan hal yang berbeda," ajak Mendikbud.  
Pendidik dapat menanyakan kepada siswa, pola pembelajaran seperti apa yang diharapkan. Dengan adanya keterlibatan siswa ini, Mendikbud mengatakan, suasana pembelajaran di sekolah akan lebih kondusif. Bila siswa merasakan nyaman dalam proses belajar di sekolah, Mendikbud meyakini prestasi para siswa tersebut akan lebih meningkat.  
"Tidak boleh terlupakan, selain sekolah juga sebagai tempat belajar yang menyenangkan, juga sekolah harus dapat menunjukan sebagai tempat belajar yang berintegritas. Guru dan kepala sekolah dapat menjadi teladan bagi para siswa," pesan Mendikbud. (Seno Hartono)

Sumber : http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/4196

Indeks Integritas UN SMA/Sederajat Tingkat Kabupaten/Kota Diumumkan

Jakarta, Kemendikbud --- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengumumkan indeks integritas ujian nasional (IIUN) tingkat kabupaten/kota bagi jenjang SMA/sederajat, Senin (18/05/2015). IIUN ini juga dikirimkan kepada kepala daerah sebagai hasil pemetaan pendidikan nasional.
 
Mendikbud mengatakan, dengan diketahuinya hasil UN dan IIUN ini diharapkan dapat mendorong sekolah-sekolah di berbagai daerah juga pemangku kepentingan pendidikan di daerah tersebut untuk lebih berprestasi dan berintegritas. Dan tentu saja, kata dia, hasil pemetaan ini bisa menjadi media untuk menghilangkan praktik kecurangan. “Dari IIUN ini terlihat daerah mana saja yang berintegritas dan yang tidak,” katanya dalam konferensi pers yang digelar di kantor Kemendikbud, Senin (18/05/2015).
 
Dalam kesempatan tersebut, Mendikbud memaparkan beberapa contoh daerah yang memiliki integritas tinggi, salah satunya adalah Nusa Tenggara Timur (NTT). Provinsi ini tercatat sebagai provinsi yang memiliki integritas tinggi walaupun hasil UN nya masih rendah. Dari 22 kabupaten/kota di NTT, IIUN tertinggi adalah 80,61 yang diraih oleh Kabupaten Belu. Meskipun IIUN kabupaten ini tinggi, rata-rata nilai UN siswa di sini menurun 1,04 poin dari tahun lalu.
 
Secara nasional Mendikbud mengakui bahwa integritas dalam pelaksanaan UN masih rendah. Dan untuk NTT, ia mengatakan, dengan modal integritas ini intervensi yang akan dilakukan untuk daerah ini lebih mudah daripada intervensi bagi daerah yang memiliki nilai UN tinggi tapi integritasnya rendah. “NTT sudah memiliki modal karena integritas tinggi, perbaikan dilakukan dengan meningkatkan pembinaan prestasi akademik. Kalau daerah yang integritasnya rendah, itu harus dilakukan revolusi mental,” katanya.
 
Selain NTT, Menteri Anies juga menyebutkan nama Provinsi DKI Jakarta dan Kalimantan Timur sebagai daerah yang memiliki hasil UN dan IIUN tinggi. Secara umum, standar mutu sekolah-sekolah di Jakarta sudah lebih baik. Namun tidak demikian halnya dengan Kalimantan Timur, standar mutu di provinsi ini belum sebaik Jakarta tapi hasil yang diperoleh sangat memuaskan.

Sumber : http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/4204

Pembelajaran Berdiferensiasi

  Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu m...