Selasa, 22 Juni 2010

Design KTSP

Prinsip Pengembangan KTSP

Kurikulum SMA Negeri 1 Banjar dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Mengacu pada prinsip tersebut kurikulum SMA Negeri 1 Banjar dikembangkan dengan memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimilikinya.

2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
Dengan memperhatikan prinsip tersebut maka, pengembangan kurikulum diarahkan antara lain untuk :
a. Menjamin kebebasan setiap peserta didik untuk mengikuti pelajaran agama sesuai agama yang dianut
b. Memberikan kebebasan setiap peserta didik untuk mengembangkan diri secara optimal melalui kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan minat dan potensinya lingkungan.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Pemanfaatan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni, diberikan peserta didik melalui penggunaan media dan sumber belajar yang beragam. 

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stake holders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
Pemberian kecakapan hiduf (life skill) tercermin dari disain kegiatan pembelajaran pada silabus mata pelajaran yang dikembangkan sekolah. Dalam setiap kegiatan pembelajaran yang didesain, pendidik wajib mengembangkan tiga dari lima jenis kecakapan tersebut. Dengan demikian kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik secara terintegrasi pada setiap mata pelajaran.
Berbagai kecakapan hidup juga diperoleh peserta didik dalam kegiatan pengembangan diri baik melalui kegiatan ekstra kurikuler dan kegiatan bimbingan dan konseling.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
Mengacu pada prinsip tersebut pengembangn kurikulum diarahkan pada pencapaian semua kompetensi 

6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
Dengan prinsip belajar sepanjang hayat, sekolah mengembangkan kegiatan budaya membaca melalui pemanfataan perpustakaan sekolah. Proses pembelajaran juga diberikan melalui kegiatan karya wisata yang wajib diikuti oleh peserta didik kelas XII.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Untuk menjamin keseimbangan antara kepentingan nasional dengan kepentingan daerah, muatan kurikulum SMA Negeri 1 Banjar terdiri dari mata pelajaran wajib dan mata pelajaran muatan lokal yang ditetapkan pemerintah Daerah Bali yaitu mata pelajaran Bahasa Bali dan Budi pekerti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembelajaran Berdiferensiasi

  Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu m...