Kamis, 09 September 2010

NASA: Emisi metana beperan lebih besar dalam pemanasan global

Dalam sebuah penelitian terbaru, para ilmuwan Badan Administrasi Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA) menyatakan bahwa dampak metana terhadap pemanasan global jauh lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Mereka melaporkan bahwa aerosol yang dikeluarkan karbon dioksida (CO2) selama pembakaran bahan bakar fosil membuat efek pendinginan, jadi sebenarnya dapat menetralkan CO2 dalam pemanasan iklim.

Dr. Shindell salah satu ilmuwan NASA menyatakan bahwa panas yang dilepaskan oleh metana 20 - 40 persen lebih tinggi daripada yang diperkiraan sebelumnya, mengakibatkan lebih dari 100 kali potensi pemanasan CO2 secara rata-rata selama jangka 20 tahun.


Data NASA ini datang hanya beberapa hari setelah laporan terpisah dari World Watch Institut yang memperbaiki perkiraan sebelumnya dari gas rumah kaca yang dihasilkan hewan ternak. Perhitungan itu menggunakan 72 kali potensi pemanasan metana, yang secara konservatif menempatkan hewan ternak sebagai penghasil lebih dari 50% pemanasan global daripada perkiraan laporan tahun 2006 sebesar 18%. Angka ini sekarang bahkan dapat lebih tinggi lagi atas dasar temuan NASA itu.

Dalam sebuah wawancara bersama Supreme Master Television, Asisten Profesor Fisika Noam Mohr di Universitas New York, AS, menjelaskan lebih banyak mengenai peran aerosol dalam mengimbangi efek pemanasan CO2.

Noam Mohr – Asisten Profesor Fisika Noam Mohr di Universitas New York, AS, Vegan (L): Berdasarkan sejarah, semua sumber karbon dioksida juga mengeluarkan aerosol, juga menghasilkan partikel kabut yang selama ini mendinginkan Bumi. Dan Dr. James Hansen yang dipandang sebagai pencetus teori pemanasan global, ia menunjukkan bahwa dua jenis emisi ini kurang lebih saling menetralisir. Jadi pada kenyataannya, kita tidak begitu mengalami efek pemanasan karena karbon dioksida selama ini.

PEMBICARA: Para peneliti juga mencatat bahwa karena pemeliharaan ternak adalah satu-satunya sumber terbesar dari gas metana di planet ini, menjadi seorang vegan adalah cara tercepat untuk mengurangi emisi metana, seperti yang dinyatakan oleh ilmuwan Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim PBB Dr. Terry Root dari Universitas Stanford, AS.

Profesor Terry Root, PhD – Ilmuwan senior Institut Woods untuk Penelitian Lingkungan, Universitas Stanford, AS (L): Kita perlu mengurangi jumlah metana yang kita hasilkan. Dan salah satu caranya adalah menjadi vegetarian. Hal itu sungguh membuat perbedaan.

Sumber : Pemanasanglobal.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembelajaran Berdiferensiasi

  Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu m...