Selasa, 18 April 2023

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI


“Semua pengetahuan terhubung ke semua pengetahuan lainnya. Yang menyenangkan adalah membuat koneksinya.”

(Arthur Aufderheide)

 

A.        Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha  atau serangkaian keputusan masuk akal (common sense) guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Di dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid. Pembelajaran diferensiasi sangat erat hubungannya dengan : 1) kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran guru dan siswa, 2) cara guru dalam merespon kebutuhan belajar murid yang secara kodrat beragam, 3) menciptakan lingkungan belajar yang memotivasi/mengundang  murid untuk belajar, 4)  menciptakan kelas yanf efektif sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan tepat, dan 5) proses penilaian yang berkelanjutan, baik dalam penilaian formatif  dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan sumatif sebagai capaiaan akhir siswa dalam pembelajaran.

 Hal inilah yang mendorong bahwa pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang bersifat humanis dan menghargai potensi kodrat yang dimiliki oleh murid. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa “Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu.”.  Pernyataan lainnya adalah : “Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin.”

Pembelajaran berdiferensiasi bisa dilakukan di kelas diawali dengan melakukan  pemetaan terhadap kebutuhan belajar siswa yang meliputi 3 aspek. Ketiga aspek tersebut, yaitu : 1) Kesiapan belajar murid (readiness), 2)  Minat murid , dan 3) Profil belajar murid.  Kesiapan belajar siswa dalam hal ini adalah kapasitas  untuk mempelajari materi, konsep atau keterampilan yang baru.  Tujuan utama dalam  memperhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar ini adalah memastikan bahwa semua siswa diberikan pengalaman belajar yang menantang secara tepat sesuai dengan potensi yang dimilikinya.  Dalam hubungannya dengan minat, bagaimana merangsang murid untuk memberikan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Dengan demikian pembelajaran yang dilakukan akan menjadi menyenangkan. Aspek profil belajar murid berhubungan dengan sebagai individu paling baik belajar.  Hal ini memungkinkan siswa dalam belajar secara alami sesuai dengan potensi dan lingkungan belajarnya.

 

Selanjutnya, dalam pelaksanaan di dalam kelas dilakukan dengan membuat rancangan pembelajaran berdiferensiasi dengan berpendekatan konten, proses dan produk. Berbasis konten menitik beratkan pada bagaimana murid mengakses apa yang ingin dipahami, seperti format dan pengoranisasian konten. Berdiferensiasi proses dilakukan dengan memvariasikan materi lewat berbagai cara atau moda dalam tingkat kesulitan, waktu dan tingkat dukungan. Berdiferensiasi produk dapat dilakukan dengan membedakan produk sebagai hasil belajar murid.


 B.        Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal. 

Dalam pembelajaran berdiferensiasi merupakan cara guru dalam merespon kebutuhan murid, baik dari segi kesiapan, minat dan profil belajar murid. Pada dasarnya kesuskesan belajar murid sangat ditentukan bagaimana guru merespon kebutuhan murid dan memformulakan pembelajaran yang sesuai dengan potensi dan kodrat murid. Hal ini akan memungkinkan murid belajar secara alami dan dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya dilakukan dalam bentuk konten, proses dan produk tetapi dapat dilakukan dengan cara lain, seperti diferensiasi lingkungan belajar. Dengan demikian pembelajaran berdiferensiasi secara efektif dapat membantu hasil belajar yang optimal.


 C.        Kaitan antara materi dalam modul ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak.

Kaitan modul pembelajaran berdiferensiasi dengan modul lainnya adalah bagaimana seluruh usaha dalam proses pembelajaran berpihak/ menghamba pada murid.

  1. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu pembelajaran yang berpihak pada anak, dan menghargai keberagaman dan kodrat murid. Hal ini tampak dalam analisis kebutuhan murid yang sesuai dengan kodratnya, yaitu kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid. Ki Hajar Dewantara menulis  bahwa “Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu.” .  Konsep pendidik sebagai seorang petani untuk merawat benih yang ditabur  sangat selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi ini untuk memfailitasi murid dalam mengembangkan potensinya.  KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan jawaban dari hal itu.
  2. Kaitan pembelajaran berdiferensiasi sangat erat kaitannya dengan modul nilai  guru penggerak seperti:  (1) berpihak pada murid, (2) reflektif, (3) mandiri, (4) kolaboratif, serta (5) inovatif. Dalam hal ini nilai berpihak pada murid merupakan titik berat dalam pembelajaran berdiferensiasi yang mengutamakan kebutuhan murid. Peran guru penggerak yang liniear dengan pembelajaran berdiferensiasi adalah menjadi pemimpin pembelajaran dan mendoorng kolaborasi. Kedua hal ini sangat penting dilakukan dalam menggerakkan pembelajaran.
  3. Pembelajaran berdiferensiasi erat kaitannya dengan visi dan misi guru penggerak, dimana memimpin perubahan yang positif harus dilakukan minimal dalam pembelajaran dikelas dengan mengedepannya  cita-cita murid yang akan diidamkan dimasa depan yaitu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya menjadi murid yang selamat dan bahagia.
  4. Pembelajaran berdiferensiasi dalam kaitannya dengen budaya positif adalah bagaimana membelajarkan murid dalam membuat suatu keputusan untuk berdisiplin positif “belajar” untuk menjalani yang menjadi pilihannya  dalam konteks pembelajaran, baik dalam minat dan pemenuhan  kebutuhan dasar belajarnya.


2 komentar:

  1. pembelajaran berdifetensiasi menghargai perbedaan anak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali, pelayanan kepada seluruh anak bisa dilakukan dengan optimal sesuai dengan minat, bakat dan gaya belajar siswa

      Hapus

Pembelajaran Berdiferensiasi

  Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu m...